Saturday, December 20, 2008

Permohonanku

Aku tidak bisa tenang dan tidak akan bisa tenang
Sampai aku bisa merasakan ketenangan sejati
Yakni di Rumah-Mu ya TUHAN
Kenapa hidupku penuh dengan ketakutan
Dengan penderitaan dan kesuraman
Setiap hari kegelapan mencekam menantiku
Engkau berjanji menyertaiku seumur hidupku
Tetapi aku tidak bisa merasakan kehadiran-Mu di hatiku
Aku tahu ini salahku
Sebab Engkau tidak pernah berbuat kesalahan
Aku sadar aku menjauh dari-Mu
Tapi aku pun hanya manusia biasa
Bagaikan debu bertebaran di tengah angkasa raya
Aku binasa jika angin hembusan-Mu mengenai aku
Aku yakin Engkau tidak menjauh walau aku menjauh
Tetapi aku merasa Engkau menjauhiku
Apakah Engkau murka padaku TUHAN?
Aku hanya bisa berkomunikasi lewat tulisan
Sebab lidahku kelu dan tak mampu berkata apa-apa
Aku tahu kesalahanku menggunung hingga ke Surga
Tetapi aku mohon dengan segenap jiwa raga serta rohku
Janganlah Engkau murka kepadaku
Sebab jika benih api murka-Mu
Menyala di hatiku
Itu tidak akan pernah padam
Dan yang ada malah terus membesar
Dan semakin lama akan membakar roh dan jiwaku
Hingga menjadi debunya debu
Janganlah Engkau berbuat demikian ya TUHAN
Ingatlah saat-saat aku berada di kandungan ibuku
Ingatlah saat Kau membuka mataku di rahimnya
Sehingga aku bisa melihat keadaan dunia tempat aku dilahirkan
Ingatlah saat Kau merawat dan memeliharaku di dalam sempitnya rahim ibuku
Namun Engkau membuatku merasa di alam raya
Ingatlah saat Engkau membimbingku sejak kecil
Melindungi dan senantiasa menyertaiku setiap saat
Walaupun aku begitu nakalnya saat itu
Namun Engkau tidak membinasakan aku
Tetapi Engkau terus merawat dan membimbingku
Hingga aku mengenal-Mu sejauh ini
Mungkin pengenalanku hanya bagaikan biji sesawi
Bahkan lebih kecil dari itu
Tapi itu adalah anugerah terbesar dalam hidupku
Karena biji sesawi lebih besar daripada sebutir debu
Begitulah kasih-Mu lebih besar daripada kasihku
Kiranya Engkau mau terus membimbingku
Jangan pernah lelah dalam membimbing manusia bebal sepertiku Bapa
Hukum aku jika itu memang pantas
Sebab aku tidak mau jadi anak gampangan
Yang terjatuh dan tak mau bangun ketika Engkau menghukum aku
Jangan pernah lelah membimbingku
Seperti Engkau tidak lelah dalam menciptakan bumi ini dalam waktu 7 hari
Seperti Engkau tidak lelah dalam menciptakan dan membimbingku
Sembilan bulan di rahim ibuku
Seperti Engkau tidak pernah lelah membimbingku sejak masa kecilku yang nakal
Dan janganlah Engkau meninggalkan aku walau sedetik
Sebab jika demikian
Maka sedetik itu aku akan lebih menderita daripada penderitaanku selama ini
Janganlah Engkau mengabaikanku ketika rambutku mulai memutih
Karena di saat itulah aku lemah
Sangat lemah dibandingkan aku yang sekarang ini
Engkaulah mata air hidupku
Engkaulah terang dan pelita harapanku
Yang tidak akan pernah padam
Kiranya Engkau menyendengkan telinga-Mu kepada jeritan hatiku Bapa
Sebab hanya Engkau yang mampu mendengarnya
Saat ini…
Amin

No comments:

Search box